4 Des 2009

Kebebasan Ensih

Beberapa saat yang lalu, sebuah tulisan seorang teman sungguh mengusik hati dan pikiran saya. Menyentak, menampar dan membangunkan saya dari tidur panjang dalam dunia nyaman saya selama ini. Tulisan itu berbicara mengenai sebentuk “kebebasan”. Kebebasan untuk berbicara, untuk berkarya, kebebasan untuk berperilaku, kebebasan yang ensih. Mutlak !

Hari ini pun, sebuah tulisan yang saya baca, lagi-lagi membuat saya merenung. Sebagian besar hal-hal yang menyangkut diri saya selalu saya kaitkan dengan orang lain. Pendapat orang lain..pemikiran orang lain..komentar orang lain. Tanpa sadar.. saya selalu mencari cap dari orang lain seolah-olah pendapat dari diri saya sendiri adalah nomor sekian. Ironis. Padahal sehari-hari saya selalu bergaul dengan saya.. saya menemani diri saya sendiri.. saya..tidak pernah terlepas dari saya… Arti kebebasan yang selama ini melekat erat di kepala S1 saya remuk redam. Saya terpenjara dalam “apa kata orang” terikat dalam “apa pandangan si A, si Badu, si Papi, si Bos, si Klien, si Pacar, dan lainnya.” Dan saya ditawan perasaan bersalah ketika si subyek sipir-sipir penjara itu berpendapat negatif tentang saya.. Sehingga apapun yg akan saya katakan, perbuat, tulis di komen, cerita di blog.. selalu bermuara pada pendapat para sipir tersebut. Saya tawanan mereka. Mutlak !

Saya bekerja di sebuah majalah yang cukup ternama dengan posisi yang tidak memalukan, gaji yang cukup buat shopping tiap bulannya, pekerjaan yang teramat mudah, waktu-waktu yang senggang.. –sering saya menyebutnya- jaga warnet. Hahahaha… XD

Tapi sesuatu mengusik saya.. sebuah sindiran halus yang membangunkan saya dari tidur nyenyak berkepanjangan plus mimpi indah di dunia penuh fantasi. Pekerjaan ini, zona ini.. terlalu nyaman buat saya. Saya tidak pernah bisa berkembang ! Saya.. well.. ini bukan posisi impian saya !! Ini bukan sebuah perjuangan mengembangkan kreatifitas yang saya butuhkan. Disini hanya Taman Kanak-Kanak, dengan saya yang sudah berumur 24 tahun. Saya mandek. Dan hampir mati. Impian saya menjauh dan terkubur perlahan. Kenyamanan ini.. kemudahan ini… waktu-waktu senggang ini… menggerogoti jiwa saya.

Saya mau bebas.

Tidak ada komentar: