24 Okt 2008

Mazhab Pernikahan Internasional Zaman Modern

Seminggu yang lalu, malam minggu saya diisi dengan pergi ke kondangan seseorang yang tidak terlalu saya kenal. *Intinya cuma pengen makan2 siih..* Di ballroom sebuah mall yang terletak di bilangan Kelapa Gading, tertera di undangan bahwa resepsi dimulai jam 19:00 WIB. Saya datang kurang lebih pukul 19:00 WIB tepat sebelum kedua mempelai memasuki gedung resepsi yang pasti diikuti dengan berbagai prosesi. Namun... sebelum seluruh prosesi dimulai, saya hampir pasti sudah bisa menebak satu ragam bentuk acara pernikahan yang akan disuguhkan. Dan tentu saja saya berujung sebuah kebenaran akan acara pesta pernikahan Internasional yang sama sekali tidak kreatif !! Dan inilah susunan baku sebuah acara sebuah resepsi pernikahan Internasional di Jakarta. 1. Prosesi masuk.... kedua orang tua mempelai memasuki ruangan beserta saudara2 yang narsis pengen ikutan diliatin orang banyak dalam iring2an. 2. Kedua mempelai masuk dan berhenti di wedding bell atau versi lainnya, mempelai pria masuk terlebih dahulu, kemudian mempelai wanita juga masuk, dan saling menjemput yang pada akhirnya berakhir di wedding bell itu juga !! *Perbedaan yang tidak signifikan !!* 3. Kedua mempelai menarik wedding bell yang udah diisi sama bunga tabur/potongan kertas >> kenapa nggak pernah ada yg berpikiran mengisi wedding bell itu dengan benda2 lain ?? bulu2 angsa misalnya ?? atau daun2 kering ?? *ok.. that's a bad idea i think..* Eniwei.... 4. Kemudian prosesi dilanjutkan dengan kedua mempelai berjalan beriringan menuju pelaminan. Ada yang didahului dengan balet2, penari tambourine, atau para dayang2 cilik yang didandanin ala cinderela-cinderelaan.

5. Acara dilanjutkan dengan pemotongan kue. Suap mama, suap papa, suap kakak, suap adik, suap sana suap sini, saling suap.

Acara dengan latar belakang kue raksasa bertumpuk-tumpuk ini ditutup dengan sebuah wedding kiss. Ada pasangan yang tampak nervous, tampak malu-malu, tampak tidak mahir, tampak tidak sabar, sampe yang terakhir……….. tampak tidak tau malu sangking bernafsunya. Hahahaha… Entah masuk yg mana saya suatu saat nanti.

6. Selesai “acara puncak” yang disukai semua orang tadi, biasanya kedua mempelai beranjak ke meja sebelahnya untuk menuangkan champagne ke dalam gelas2 yang telah ditumpuk mirip arsitektur candi Borobudur.

7. Borobudur accomplished, mereka balik ke singgasana untuk melakukan toast bersama para tamu yang hanya dibagikan soft drink (kalo beruntung) yang nggak beruntung dibagiinnya air putih, atau bahkan nggak kebagian sama sekali.

8. Setelah itu mempelai memberikan kata basa/basinya alias pidato singkat untuk berterimakasih kepada para tamu buat kehadirannya (tapi sebenarnya yg terpenting adalah kehadiran angpaunya..), lalu berdoa makan.

Naaah.. setelah acara ini, biasanya ketauan, mana tamu yang maruk, mana tamu yang tau diri. Karena pasti MC kemudian memberikan 2 pilihan: 1. Memberi ucapan selamat kepada kedua mempelai, 2. Menikmati hidangan yang telah disediakan. Tinggal pilih yang mana kepribadian anda sekalian. ;P

Acara kemudian diselingi dengan mingle-nya si pengantin ke tengah-tengah para undangan.

9. Lempar bunga menjadi “acara puncak” bagi sebagian kaum undangan yang hadir. Umumnya mereka adalah muda-mudi yang kebelet pengen cepet2 melaksanakan prosesi2 tersebuat tadi diatas. Karna konon katanya barangsiapa yang mendapatkan buket bunga itu, dialah yang akan menikah selanjutnya. Penemuan saya mengenai hal ini adalah: dihitung pake rumus korelasi manapun, tidak akan ditemukan hubungan spesial diantara keduanya !! (Siapa pula siih yang melemparkan isu itu di pasaran sehingga lempar bunga menjadi semacam ritual wajib yang berakhir dengan aksi brutalisme?? >> karna ada yang jatoh, kondenya rusak, mukanya kecakar, kelempar ke kolam renang, keinjek kepalanya, dan akibat2 lainnya..)

10. Seluruh rangkaian acara resepsi yang biasanya sekitar dua jam tadi ditutup dengan apik oleh sesi foto-foto. Foto keluarga, foto teman kantor, foto teman sekolah, foto teman gereja, teman dugem, teman baik, teman tidak baik, foto bersama mantan pacar, mantan supir, sampe foto bersama hewan peliharaan.

Everybody SMILE….!!

=)

9 dari 10 resepsi pernikahan Internasional yang pernah saya hadiri menggunakan mazhab susunan acara seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya. Mazhab Upacara Bendera. Dimana setiap acara sudah dapat ditebak para tamu undangan. Tidak ada yang istimewa. Tidak spesial sama sekali, buat pesta yang dikategorikan sebagai sekali seumur hidup.

Apakah saya akan menjadi penerus mazhab tersebut ??

We’ll see !! ;p

3 komentar:

Anonim mengatakan...

hehe... saya jadi merasa tertantang.
*lho?!!*
=p

ngomong2... you're right... makna hidup baru yg mau dishare oleh mempelai kepada tamu2, jadi ngga tersampaikan...
ibaratnya;

Mempelai; "terimakasih udah datang... inilah hidup baru kami... kami harap anda turut berbahagia."

Tamu2; "iya, makanannya enak..."

hehehe

Anonim mengatakan...

Jangan cuma bisa kritik.. kalau menurut anda basi dan tidak kreatif, tulis dong yg kreatif itu seperti apa. Wong anda sendiri anggap ide daun kering anda juga bad idea.. and i think it is, too. Percuma nulis blog kalo tidak membantu

Anonim mengatakan...

Emang anda sudah menikah? Coba saya d undang d pernikahan anda.. sy mau lihat bentuknya seperti apa..haha