25 Sep 2009

Water World

Saya tipe penyuka rutinitas dan penggila hal2 normal yang tidak menantang. Tapi dalam 24 tahun hidup, beberapa kali saya melakukan hal-hal yang diluar batas wajar yang kurang bisa masuk akal sehat manusia normal.

Salah satunya sore ini, tanggal 8 September 2009

Saya berkunjung ke Sea World. Sendirian. Tanpa planning. 1 jam sebelum tempat rekreasi tersebut tutup. Begitu menyelesaikan inspeksi singkat saya dan masuk ke dalam mobil, akal sehat saya berjalan kembali dan saya tertawa keras sekali !!

Dengan membayar tiket seharga 4 hari makan siang (hal ini berarti selama 4 hari ke depan saya bakalan bawa bekal ke kantor..), saya masuk dan menikmati tempat rekreasi tersebut kalau tidak bisa dibilang menikmati kegilaan pribadi saya di sore itu.

Tujuannya ?? Yaaaaaaa sudah pasti liat ikan laaaaah. haha… Yes I’m insane. So why ??? Ada pertanyaan lain ? Kalo tidak, sekian dan terimakasih. Hahahaha…

Well.. perjalanan selama satu jam tersebut tentu saja tidak berakhir setelah saya selesai mengetik kalimat “sekian dan terimakasih” atau saya memasuki mobil avanza yang diparkir canggung di depan tempat rekreasi tersebut. Buat saya lebih dari sekedar rekreasi ke Sea World. Hari itu saya mendapat banyak pencerahan. Dan satu hal yang saya tau, rekreasi autis saya sore itu akan jadi pengalaman dan pelajaran berharga selama sisa hidup saya ke depan.

Well, ok.. daripada pada penasaran saya ngerjain apa aja di Sea World (walaupun sudah saya jelaskan tadi ke Sea World ya.. yang pasti liatt ikan) saya akan bercerita sedikit.. Mengambil sepercik kisah dan menuangkannya dalam sebuah tulisan.

Semoga bisa jadi inspirasi.

Itu doa saya.

Dengan sedikit ragu saya melangkah masuk ke lobby tempat pembelian tiket.. Melihat harga tiket.. Agak tercengang.. Melangkah menjauh dan mengambil tempat duduk di food court kecil… Sok2 nelfon sambil mikir jadi masuk atau enggak… dan VOILA ! Tanpa saya sadari kaki saya melangkah lagi ke tempat pembelian tiket dan tangan saya -yang kali ini kompak dengan kaki – mengeluarkan selembar uang 50.000-an dari dompet. Cling !! Sehelai tiket Sea World sudah di tangan sebelum saya sempat tersadar dari hipnotis yang dibuat oleh diri saya sendiri. Dilanjutkan dengan kaki yang melangkah masuk… cap tangan… Alakazaaamm !! Saya di dalam Sea World !

Akuarium berukuran sedang berisi ikan besar entah apa namanya menyambut saya. Saya terpana sebentar didepannya, mencoba masuk sejenak ke dalam ‘dunia mereka’ dan melupakan sejenak ‘dunia saya’. Di sana rasanya tenang, tidak banyak masalah, tidak banyak pekerjaan kecuali berenang kesana kemari, makan dan tidur. =p Beranjak ke akuarium kedua .. ketiga .. seterusnya.. saya menikmati dunia-dunia mereka. Ikan arwana.. piranha.. dragon sea.. buaya.. ikan-ikan hias kecil warna warni.. ika hiu ! Di akuarium yang saya sebutkan terakhir itu saya juga terpaku cukup lama. Saya mencoba ‘menyelam’ kedalam (dengan sedikit gemetar karna saya fobia kedalaman) Sebagian dari mereka bergerak cepat dan tangkas, beberapa diantaranya beristirahat di dasar kolam.

Setelah puas, saya bergegas ke akuarium paling fenomenal. Akuarium berbentuk terowongan menyambut saya malu-malu. Saya sedikit bergidik dan tadinya cuma mau melihat dari luar saja (sekali lagi karna saya fobia kedalaman) dan efek berada di dalam terowongan itu rasanya seperti tenggelam di dasar laut. Oh My God ! Enggak banget deh pastinya. Tapi kali ini kaki saya berkhianat ! Dia melangkah tanpa perintah otak. Tau-tau saya sudah berada di dalam. Kaki mengambil tempat di sebelah kanan yang ada eskavatornya (jadi nggak usah jalan kaki)

“Pintar !” ujar otakku.

Saya berjalan sembari membatu. Tapi anehnya dalam waktu beberapa menit saya merasa nyaman. Nyaman sekali berada di dalam terowongan ber AC. Nyaman berada dalam ‘dunia mereka’. Semesta kecil mereka yang aman. Beberapa ikan berlindung di balik karang, lainnya berkejaran kian kemari. Semua tampak senang. Di atas saya pari besar memayungi. Saya sedikit bergidik membayangkan apa jadinya jika terowongan ini runtuh, tapi seolah menenangkan, pari itu berenang tepat di atas kepala saya sehingga senyumnya tampak menenangkan. Tidak terasa ujung terowongan sudah tampak. Saya melangkah ke lantai diam dan berfoto di bawah pari (tentu saja saya meminta bantuan orang untuk mengambil foto saya). Keluar dari terowongan saya merasa happy.

Next destination: Touch Pool. Sekeluarnya dari terowongan misteri saya menghampiri touch pool. Judulnya touch pool tapi 10 menit di depannya tidak membuat saya kemudian bergegas menyentuh makhluk2 air berwujud ikan pari dan ikan hiu (fyi: saya juga fobia memegang ikan hidup). Tapi lagi-lagi.. kali ini tangan saya yang berkhianat. Pertama dia mencopot earphone yang bertengger di kuping, kemudian.. plung ! tangan kanan saya nyebur ke kolam dan membatu berharap tersentuh ikan. 1 menit.. 2 menit.. tidak ada ikan yang menghampiri. Saya mulai gerah, dan tangan kanan saya mulai mencari ikan untuk dipegang. GOSH !! Am I crazy or what ????!?! Lama kelamaan seorang mas-mas yang kasian melihat usaha saya menjaring ikan pake tangan menghampiri dan menarik seekor pari dilanjutkan dengan menggelitiknya tepat di bagian bawah tubuh licin itu. (Tindakan ini persis seperti saat saya menggodai miu. Hihi ) Pari itu menampakkan senyumnya lagi dan seperti ketagihan. Saya pun mencobanya. “Menggelitik Pari” nama permainan kali itu. Huahahahaha.. rasanya licin dan basah.. Puas dengan pari, sasaran saya selanjutnya hiu kecil. Tingkah lakunya sedikit lebih anggun dari pari yang menurut saya rada kecentilan.. Hahaha.. Hiu lebih cepat berenangnya dan hampir tidak mau dipegang. Tapi akhirnya sesekali saya berhasil menyentuh permukaan kulit yang rasanya kasar. Wohohoho.. Good job Nila Nafiri !

Tidak terasa satu jam berlalu, saya diusir satpam saat baru mau masuk ke museum Sea World. Sayang sekali saya baru menyadari Sea World tutup pk. 17:00 WIB.

Huaaaaaah… melewati pintu besi berputar, saya kembali ke dunia nyata. Dunia yang penuh dengan permasalahan. Keluar dari Sea World saya mendapat banyak pencerahan. Saya merasa baru keluar dari mesin cuci dan merasa bersih. Bahwa kehidupan manusia tidak sesederhana kehidupan para ikan, dan bahwa dunia kita serba complicated. Tapi saya senang berada disini, at least dunia saya tidak hanya sebesar akuarium disana, dan dunia saya penuh dengan kejutan dan tidak hanya dipenuhi dengan rutinitas makan minum berenang kesana kemari saja. (Eh.. ikan pake minum gak sih ??). Setelah melakukan rekreasi jiwa sore tadi, saya jadi manusia yang lebih berani mengahadapi hidup. Saya disadarkan bahwa ternyata saya bisa melakukan hal-hal diluar apa yang selama ini bisa saya pikirkan. Saya sendirilah yang seringkali membatasi kekuatan saya. Hohoho.. Saya tidak akan berbijak terlalu panjang karna ternyata pelajaran dan pengajaran terbaik adalah lewat pengalaman pribadi dan bukan teori orang lain.

Terimakasih untuk kesempatan ini. Semoga ada lain waktu.

Next plan: Lost in an island ! ;)

2 komentar:

Tinus mengatakan...

Hal yang bagus disikapi saat mencoba berbagai pengalaman dengan orang lain saat di kesendirian.keren.salut untuk selalu menulis, itu yang terkadang malas untuk aku lakuin hehe padahal hobi nulis, berkhayal dan bercita2 memiliki tulisan yang dibukukan hehehe.

Nila Nafiri mengatakan...

Thanks to Tinus.. Saya nggak selalu menulis, kadang penyakit males jg melanda, gak beda jauh sama kamu kok.

Keep writing mate !