Tepat sebulan sudah saya “bekerja” pada sebuah perusahaan media massa. Sesuatu yang pernah saya impi-impikan sejak dulu, walaupun bukan untuk posisi yang saya inginkan. Ternyata pengalaman sebulan ini sama berharganya dengan 23 tahun usia hidup saya di bumi. Lagi-lagi teori masterpiece seorang jenius Einstein harus saya akui kebenarannya.
Sejauh ini, pekerjaan yang tadinya saya takuti – seperti saya benci tauge dan beragam sayur mayur yang berbunyi “kres-kres” jika beradu dengan gigi – menjadi mulai menyenangkan. Saya menelfon banyak perusahaan, bertemu banyak manusia, menatap gerak gerik mereka dan bahkan tidak jarang menganalisanya satu persatu. Dengan kata lain : Psikolog gadungan ! Banyak tempat menarik saya kunjungi, beserta para penghuni yang tidak kalah menawan nyentriknya.
Satu kali saya mengunjungi sebuah galeri yang dimiliki oleh seorang Chinese tulen yang ramah (pada akhirnya dia memasang iklan untuk 12 bulan ke depan !!). Itu pengalaman pertama di hari kesekian saya bekerja. Lain waktu saya menapaki kantor megah bin mentereng di bilangan Sudirman yang bahkan untuk memencet liftnya saja butuh IQ diatas rata-rata. Pun, saya agak ragu, apakah ini sebuah kantor ataukah kuburan yang diperindah saja ?? Mengingat bunyi kepakan sayap nyamuk pun bisa terdenagr disana. Entah datang darimana, seorang marketing communicaton, seorang manager marketing communication dan satu orang lagi designer grafis masuk ke ruangan meeting kedap suara tempat kami menunggu. Sang manager yang tampak tak kalah horror dengan kantornya menjabat tangan saya dengan (terlalu) erat, entah berniat ramah atau mau meremukkan ! Ya… beda-beda tipis lah… Menurut “pembacaan” saya tipe lelaki angkuh ini tidak suka bertele-tele, dan yang pasti bukan lulusan universitas lokal.
Minggu kedua saya banyak bertandang ke pusat-pusat kebudayaan. Biasaya orang-orang disini tampak lebih membumi dan masih menapak tanah jalannya. Cara berbicara mereka ringan dan menyenangkan dengan nada bicara yang empuk. Mendengar mereka bicara persis seperti makan bakpao yang masih panas !
Semua pengalaman terasa menyehatkan jiwa..
Tapi saya rasa tidak dengan fisik !!
Satu kali saya naik motor dan kehujanan di tengah jalan tanpa jas hujan atau jaket yang memadai
Satu kali saya merasakan sengatan matahari yang berambisi melelehkan bumi dalam perjalanan (lagi-lagi diatas motor) rute Kota – Mega Kuningan.
Satu kali saya pulang tengah malam dengan perut keroncongan dan hanya dijejali minuman beralkohol.
Saya pun melihat banyak tempat:
Sebuah kompleks galeri berarsitektur gaya modern dengan sofa-sofa empuk di berandanya,
Pusat-pusat kebudayaan asing dengan beragam cerita unik tradisi dari masing-masing negara,
Hotel bintang 4 berkonsep klasik yang kurang saya sukai,
Pusat-pusat perbelanjaan mewah yang tersebar di seantero Jakarta Raya,
Hingga akhirnya saya terdampar disini: pusat kebugaran di bilangan Kemang. Sebuah lounge yang nyaman dan cukup membumi meskipun ironisnya yang beredar disekitar sebagian besar adalah si asing… Tempat yang cukup besar dengan beragam pilihan tempat duduk. Bagi yang mau “rapat kecil” bisa memilih bangku-bangku tegak dengan meja tinggi, atau sofa empuk dan meja rendah bagi yang rindu bermalasan seperti saya. Tepat dibatasi dinding kaca, sebuah kolam renang berwarna biru segar memikat untuk dijamah. Huhuhu.. sayangnya saya sedang kerja !!
Sang Klien sudah tiba, saya harus segera beranjak berdiri, memasang senyum dan menyiapkan kartu nama !
- my agenda.. Kemang 27 Feb 2009 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar